Waaah ini postingan ke-3 tentang air terjun, kalau sebelumnya ada air terjun dua warna, air terjun sipiso-piso dan kali ini air terjun sampuren putih yang masih berada di sumatera utara. Sebenarnya sumatera utara itu punya banyak objek wisata air terjun, tapi nanti ya lain kali bakal dibahas objek wisata air terjun di sumatera utara.
Air terjun sampuren putih, mungkin belum bayak warga sumut khususnya medan yang pernah mendengar namanya. Wajar saja karena nama air terjun ini baru disebarluaskan beberapa tahun belakangan ditambah lokasinya yang cukup jauh ke pedalaman desa. Nah kali ini gue berkesempatan berkunjung dan mengeksplore ke air terjun sampuren putih yang katanya ada 7 tingkatan plus "masih perawan".
Menurut legenda, air terjun sampuren putih tercipta karena perseteruan dua abang beradik yang jatuh cinta dengan seorang gadis. Iri melihat adiknya, sang abang lalu membawa adiknya ke atas gunung. Setibanya di atas gunung, sang abang meminta sang adik turun dengan menggunakan tali. Saat si adik turun, si abang memutuskan tali hingga sang adikpun jatuh dan mati. Posisi jatuhnya sang adik akhirnya membentuk tujuh tingkatan air terjun yang kemudian diberi nama Sampuren Putih yang artinya Air Terjun Berwarna Putih. Air terjun sampuren putih tingginya mencapai 150 meter dengan kedalam danau yang menampung airnya 12 meter, tebing curam dan berkelok menyebabkan air aliran Sungai Lau Jabi yang mengandung belerang ini terjun tidak lurus. Tujuh tingkatan air terjun hanya dapat dilihat dari sisi yang berbeda-beda dan harus menaiki tebing yang cukup terjal, sayang... kali ini gue ga berani menaiki tebing yang terjal itu untuk melihat tingkatan air terjun dari atas karena ga bawa perlengkapan yang memadai.
Untuk menuju lokasi ini ada dua jalur yang bisa digunakan bagi wisatawan yang ingin berkunjung.
- Rute medan-deli tua-desa biru-biru (bukan rute utama).
- Nah untuk jalur yang kedua yang menjadi jalur utama rutenya medan-sibolangit-bandar baru-desa mbokum (kl ga salah namanya)-desa suka maju-desa cinta rakyat.
Bagi wiasatawan yang ingin berkunjung disarankan melewati rute yang kedua, karena jalannya sudah cukup bagus, sebagian sudah di aspal dan sebagian lagi batu blok. Banyak Pemandangan yang bisa dilihat melalui rute kedua, mulai pegunungan, sawah dengan padi yang masi hijau (kebetulan ketika datang kesana padinya baru di tanam), kebun masyarakat dan bahkan sapi atau kerbau yang dibiarkan lepas begitu saja sama pemiliknya sambil menikmati rumput segar dan semua suasana itu ga akan pernah kita dapatkan di tengah kota.
Well... setelah menikmati perjalanan yang cukup jauh sampailah kita di desa cinta rakyat. Nah disini ada papan bertuliskan Air Terjun Sampuren Putih. Kalau yang naik motor bisa langsung dibawa masuk kedalam tapi bagi yang bawa mobil mau ga mau harus ditinggal dipinggir jalan.
Seperti judulnya Air Terjun Sampuren Putih pasti udah kebayang dong apa aja yang bisa dilakuin pertama kali sampai dilokasi? yaaapp... buat yang banci kamera pasti langsung jepret-jepret pakai kamera hp atau digital. Tapi sayang buat yang mau langsung upload trus pamerin ke seantero dunia maya bakal ga bisa. Loh kenapa? "Ga ada sinyal!". Terbukti sinyal ax*s, thre* dan telkom*el sama sekali ga ada tapi ga tau juga buat provider lainnya.
Puas berpoto ria ga afdol rasanya kalau ga nikmati sejuknya air terjun ini tapi ada larangan kita ga boleh mandi tepat di bawah air terjunnya karena selain dalamnya 12Meter di tengah-tengahnya terlihat seperti ada pusaran air, bisa-bisa kita tersedot kedalamnya.
Buat pecinta panjat tebing atau suka dengan tantangan ga ada salahnya untuk mencoba naik sampai tingkatakan pertama yang paling atas dah harus hati-hati mengingat tebing hutan tropis yang akan di panjat cukup licin dan terjal.
Kalau wisatawan yang ingin menikmati suasana air terjun ini bisa datang pada saat musim panas. Karena kalau musim hujan udah pasti airnya butek alias keruh. Nah ada satu lagi nih yang perlu diperhatikan kalau ingin datang kesini, datanglah sekitar jam 11 (sudah sampai dilokasi) karena kalau datang setelah jam 1 siang cuaca susah ditebak! Yang namanya daerah pegunungan kabut bisa datang kapan aja apalagi kalau diatas jam 1 siang, ditambah hujan yang pasti bakal turun.
Nah untuk urusan yang satu ini sangat susah didapatkan, maklun hanya dengan biaya retribusi Rp.2000,- untuk parkir motor fasilitas yang kita dapatkan hanyalah penjagaan sepeda motor.
Kalau mau B.A.B ya harus di tahan atau buang di sungai tapi harus ke hilirnya yaaa.. hehehe... lagi dan lagi harus maklum karena disini belum ada WC (19 Mei 2012). Kalau kamar ganti pengunjung bisa cari bebatuan besar atau di balik pohon besar untuk ganti pakaian sehabis main air. Kenapa za? lagi lagi dan lagi harus maklum! belum ada kamar ganti disini.
Semoga saja dinas pariwisata atau pihak pemkot medan ada yang baca tulisan ini, mana tau mau nambahin fasilitas yang kurang dan bisa promosikan tempat wisata ini.
Oh ya masih ada yang perlu ditambahkan lagi soal fasilitas, kali ini urusan mulut dan perut. Jangan lupa bawa makanan + minum dari rumah ya! Disini ga ada jual makan siang, kalau untuk jajanan sih ada tapi cuma satu yang jual itupun jajajanannya ga selengkap indomaret *ya ia laaah... lo kira ini di kota? ingat ini di tengah hutan!.
Berhubung dilokasi ini belum ada tempat sampah yang disediakan jadi bagi pengunjung jangan membuang sampah dilokasi ya! Dari rumah bawa aja kantung plastik trus sampahnya dikumpuli,
Dan seperti biasa kalau kita masuk hutan atau lokasi wisata alam "jangan lupa buang sampah pada tempatnya, karena sumber air sudah jauh" *plesetan iklan a*ua