Penang City Tour
International Traveling
reza
Hari terakhir sebelum kembali ke Medan saya dan travelmate menyempatkan untuk berkeliling Penang (sebenernya sih cuma saya saja, travelmate saya menunggu di suatu tempat). Penang merupakan salah satu kota bagian dari kuala lumpur yang memdapatkan predikat world heritage city dari unesco, selain penang masih ada satu lagi, yaitu melacca. Tapi kali ini saya mau membahas Penang saja, kalau ada yang ngebayari trip gratis pasti akan saya bahas tentang melacca.
Okeh jadi perjalanan Kuala Lumpur - Penang masih menggunakan bus malam yang berangkat on time pukul 00.00 waktu Kuala Lumpur, perjalanan yang memakan waktu 4 jam ini memaksa saya untuk tidak bisa tidur nyenyak di bus dan kekurangan waktu istirahat, alhasil jam 4 subuh setibanya di penang tidur pun dilanjutkan, jangan bayangkan saya tidur di hotel mewah atau di hostel dengan biaya yang murah, saya mendapatkan fasilitas tidur gratis seadanya di stasiun Sg. Nibong hanya dengan duduk dibangku ruang tunggu (baca: duduk sambil tertidur sambil memeluk tas).
Pukul 07.00 pagi saya melanjutkan perjalanan ke stasiun bus Komtar dengan menggunakan bus rapid penang (lupa nomornya, cuma liat tujuannya ke komtar). Turun di komtar kemudian ganti bus rapid penang lagi nomor 301 yang ke arah Mesjid Kapitan Keling, selain itu ada juga rapid penang nomor 302/303/401 yang ke arah sama. Dari Mesjid Kapitan Keling saya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke Sri Mahariamman Temple (sayangnya ga boleh masuk karena pagi itu sedang ada ibadah), St. George Church, Penang State Museum (ga mau masuk ke dalam museum karena berbayar), Cathedral Of The Assumption, Town Hall, City Hall, Fort Cornwallis, Light House, Clock Tower (sayang ga ambil gambar Clock Tower karena kalau pagi-sore biasa aja, malam hari baru keliahatan cantik karena bermandikan cahaya lampu).

Puas city tour di penang walaupun ga semua objek wisata dikunjungi, siang hari kembali menuju Airport dengan rute Stasiun Mesjid Kapitan Keling - Komtar - Airport (untuk nomor rapid penang lupa karena cuma liat tujunnya yang ada di bus dan tanya ke supirnya kalau bus yang saya naiki tujuannya benar). Sampai di bandar udara internasional penang yang dilakukan satu jam pertama adalah tidur di depan pintu keberangkatan internasional, satu jam kedua jalan-jalan, satu jam ketiga makan, kemudian verifikasi tiket (baca: minta stempel di boarding pas) sampai masuk ke waiting room semuanya bisa dilakukan tanpa bosan karena tersedia WiFi gratis di Bandara ini. Sesuai jadwal tepat pukul 18.40 waktu penang (lebih cepat 1 jam dari Indonesia) pesawat tinggal landas dan kembali ke Medan.
Bye Penang (Terlihat Penang Bridge)
Putra Jaya
International Traveling
reza
Saya sungguh kagum dengan negara tetangga yang satu ini, mereka bisa menjual apa saja untuk mendatangkan wisatawan ke negaranya, contohnya adalah salah satu objek wisata yang saya datangi adalah kawasan Putra Jaya. Putra jaya adalah kompleks pusat pemerintahan Malaysia, semua kantor pemerintahan ada disini dan Malaysia menjual objek wisata Putra Jaya karena bangunan gedungnya yang super WoW, saya sungguh takjub dengan pusat pemerintahan malaysia yang ada di Putra Jaya ini. Biasanya wisatawan yang akan menikmati objek wisata disini akan siggah di Kompleks B dari kompleks A-F.
Tidak hanya gedung-gedung pemerintahan yang bisa dibilang modern dengan bergaya kelas atas, disini juga ada bangunan mesjid yang bernama Mesjid Putra Jaya yang selalu ramai dikunjungi wisatawan luar negeri baik muslim ataupun non muslim, selain itu terdapat juga danau buatan yang memang dibuat untuk bersantai.
How To Get There?
Untuk menuju Putra Jaya sangatlah mudah khususnya buat backpacker atau wisatawan yang tidak menggunakan jasa agen travel. Jika berada di Kuala Lumpur berangkat dari KL Sentral dengan menggunakan kerera KLIA EXPRESS dengan tujuan Putra Jaya, tiket dapat dibeli di loket KLIA dengan harga RM19 pp. Sampai di Putra Jaya Sentral langsung keluar untuk mencari bus Nadiputra nomor 101/200/300/500 dan bilang ke sopir bus turun di Complex B, tarif bus hanya RM1 pp *murah sekali bukan?* dan bayar langsung di dalam bus. *Tips: bayar dengan uang pas untuk setiap kali jalan saja (RM 0.50) jika membayar lebih sopir tidak akan memberi kembalian karena uang langsung masuk ke dalam kotak yang disediakan.
Go Genting Highland
International Traveling
reza
Berbekal tiket bus yang di dapatkan kemaren, siang ini saya dan travelmate berangkat ke genting, perjalanan memakan waktu tempuh 1 jam, tak banyak yang istimewa selama perjalanan, seperti perjalanan pada umumnya ke suatu tempat yang ada di atas bukit, jalanan berliku-liku yang membuat saya entah mengapa terasa mual tapi masih bisa ditahan. Sampai di stasiun Sky Way kami diturunkan untuk (tidak menaiki sky way) melanjutkan perjalanan dengan bus lain. Agak sedikit kecewa sih karena sky way dalam perawatan rutin setiap hari selasa.
Sampai puncak genting kami (saya dan rombogan di dalam bus) disambut dengan kabut tebal, untungnya saya sudah mengingatkan travelmates saya untuk tidak membeli tiket outdoor theme park terlebih dahulu di KL sentral kemaren, coba saja kalau sudah di beli bakalan sia-sia duit untuk beli tiket permainan di luar karena jika kabut datang semua wahana diberhentikan sampai cuaca normal dan sampai sore hari pun kabut masih saja tebal, alhasil saya dan travelmate hanya menghabiskan waktu di dalam saja melihat-lihat permainan di indoor dan keliling sana keliling sini bagai anak hilang tak tentu arah, makan siang hanya membeli kue dorayaki RM.7/4pcs dan nasi lemak RM.4. 1 jam sebelum jam keberangkatan bus ke KL sentral kami sudah harus turun dimana kami akan melanjutkan perjalanan pulang, perjalanan turun ke stasiun bus go genting bisa dilakukan dengan menaiki bus di dekat hotel first world di platform 3 gratis!!.
Perjalanan pulang ke KL sentral terasa lebih cepat dari pada perjalanan pergi, sampai di Kl sentral langsung menuju LRT tujuan pasar seni, dari stasiun pasar seni perjalanan dilanjutkan ke Mesjid Negara dengan berjalan kaki, di Mesjid Negara menyempatkan untuk solat magrib jam setengah 8 waktu KL. Ternyata di mesjid negara ini banyak wisatawan asing yang ingin melihat-lihat keindahan mesjid terbesar di kuala Lumpur ini.
Lepas magrib langsung balik ke hostel dengan berjalan kaki, ditengah perjalanan mata saya tertuju kearah Petaling Street yang kalau malam disulap menjadi tempat jualan atau tempat membeli oleh-oleh khas malaysia. Disekitaran hostel juga mulai banyak pedagang yang menjajakan berbagai olahan makanan, kebanyakan sih chines food, maklum namanya juga daerah pecinaan. Saya sama sekali ga berniat makan disini mengigat saya takut tidak halal. Sampai di hostel langsung tepar dan baru sadar keesokan harinya.
Langganan:
Postingan (Atom)