Awalnya sih udah rencanain eksplore Banda Aceh dan Sabang di bulan Desember tapi berhubung nasib baik menghampiri saya, masuklah sms dari Nurul yang invite saya ke Banda Aceh dan Sabang tanggal 13-16 September 2012.
Rencana dadakan ini awalnya ngebuat saya galau parah, galaunya melebihi diputusi cewek. Kenapa? Karena melihat situasi dan kondisinya hampir bentrok sama jadwal seminar Tugas Akhir. Otak pun memanas dan mulai bekerja dan berpikir gimana caranya agar ikutan ke sabang.
Ok.. saya minta izin ke Ketua Prodi kampus agar jadwal seminar diganti jadi tanggal 17 dan alhamdulillah dikabulkan *sujud syukur*
***Berangkaaaaaaaaatt..............***
Rencana keberangkatan sehabis subuh dari Medan tapi karena biasanya cewek agak lama prepare-nya dan ada sedikit kendala jadilah kita berangkat dari medan jam 6 pagi.
Dan sampailah di daerah Pangkalan Brandan kita di stop polisi yang sedang razia. Awalnya kita santai saja karena semua udah lengkap mulai dari SIM, STNK, Safety Belt. Eh taunya si polisi sialan itu cari masalah dengan berdalih penumpang yang di tengah tidak memakai sabuk pengaman, WTF!! STNK mobil langsung di bawa dan sopir disuruh ikut ke mobil polisi yang ada di sebrang jalan. Kita semua curiga kalau polisi sialan itu minta dibayar dan dengan ide yang cemerlang Nurul dan Siti keluar dari mobil membawa kartu Pers Mahasiswa dan Handycam dengan alasan pers mahasiswa yang lagi ngeliput tempat wisata.
Masalah polisi sialan itupun selesai tapi muncul masalah baru lagi, di perjalanan kita sempet bicarain penginapan di banda aceh (diperkirakan sampai banda aceh malem hari) dan kita belum ada tempat penginapan, dan bang agus salah satu anggota kita mengajak temen SMP-nya “Kak Ros” yang tinggal di Kuala Simpang untuk ikutan nge-trip dan alhamdulillah kak ros punya sodara di Banda Aceh yang bersedia menampung kita bermalam di banda aceh sebelum besok siangnya nyebrang ke sabang.
Kita pun sampai di banda aceh sekitar jam 10 malam (lebih lama dari perjalanan biasanya 8-10 jam perjalanan dengan mobil pribadi karena jemput kak ros dan keliling kota Langsa sambil cari makan siang) trus mutusi untuk cari makan malam dan ketemuan sama Bang Syamsul (yang bakal kita repotin dan udah banyak ngebantu selama di Banda), makan malam peratama walau cuma nasi goreng yang penting GRATIS!!! Thanks bang syamsul. Next kita kerumah sodara kak ros buat bermalam dan disambut dengan hangat karena kita tamu jauh dari Medan.
Kita pun sampai di banda aceh sekitar jam 10 malam (lebih lama dari perjalanan biasanya 8-10 jam perjalanan dengan mobil pribadi karena jemput kak ros dan keliling kota Langsa sambil cari makan siang) trus mutusi untuk cari makan malam dan ketemuan sama Bang Syamsul (yang bakal kita repotin dan udah banyak ngebantu selama di Banda), makan malam peratama walau cuma nasi goreng yang penting GRATIS!!! Thanks bang syamsul. Next kita kerumah sodara kak ros buat bermalam dan disambut dengan hangat karena kita tamu jauh dari Medan.
***14 September .. Hampir gagal ke sabang!!***
Pagi yang panas memaksa kita harus ngejer schedule untuk eksplore Banda sebelum siangnya kita harus nyebrang ke Sabang. Tujuan pertama adalah Museum Tsunami tapi berhubung hari itu adalah hari jum’at, museum itu tutup. Tujuan kedua ke PLTD Kapal Apung, lagi-lagi tutup karena hari jum’at. Tujuan Ketiga kita mutusin untuk ke pantai lhok ngah. Pantai yang berombak cukup besar dan sunyi ini kita samperi dan lokasinya ga jauh dari kota banda aceh. Jepret sana jepret sini kemudian kita ke tujuan selanjutnya Pantai Lampuuk yang lokasinya tidak jauh dari pantai lhok nga dan sialnya lagi pantai ini tutup karena hari jumat lagi.
Ok baiklah kalau gitu kita mutusi ke Mesjid Raya Baiturrahman, ditengah perjalanan kita mampir sebentar untuk ngeliat lokasi kuburan masal korban Tsunami.
Ok baiklah kalau gitu kita mutusi ke Mesjid Raya Baiturrahman, ditengah perjalanan kita mampir sebentar untuk ngeliat lokasi kuburan masal korban Tsunami.
Perjalanan dilanjutkan ke Mesjid Raya Baiturrahman. Masuk ke pekarangan mesjid ga lupa untuk foto-foto terus masuk kedalam mesjid ternyata ada beberapa pasang calon pengantin yang mau menikah di hari jumat di dalam mesjid Raya Baiturrahman.
Puas keliling banda walaupun sedikit kecewa karena ga bisa dateng ke beberapa lokasi wisata kita pun memutuskan untuk ke pelabuhan UleeLheu dan nyebrang ke Sabang dengan kapal lambat siang.
Nah disini kita hampir putus asa karena mobil tuh ada di posisi cadangan untuk masuk ke kapal karena terlambat dateng dan penyebrangan pada hari itu hanya sekali saja. Sambil makan siang di warung dekat pelabuhan ga lupa kita berdoa agar mobil bisa masuk ke kapal. Lama menunggu dan menunggu sambil berharap-harap cemas.
Puas keliling banda walaupun sedikit kecewa karena ga bisa dateng ke beberapa lokasi wisata kita pun memutuskan untuk ke pelabuhan UleeLheu dan nyebrang ke Sabang dengan kapal lambat siang.
Nah disini kita hampir putus asa karena mobil tuh ada di posisi cadangan untuk masuk ke kapal karena terlambat dateng dan penyebrangan pada hari itu hanya sekali saja. Sambil makan siang di warung dekat pelabuhan ga lupa kita berdoa agar mobil bisa masuk ke kapal. Lama menunggu dan menunggu sambil berharap-harap cemas.
Alhamdulillah...... serentak kita kegirangan akhirnya mobil bisa juga masuk dan pertanda baik kita bisa nyebrang ke Sabang. Dan semua itu berkat bantuan bang Syamsul dan hebatnya lagi kata bang syamsul kita tuh cuma beli tiket untuk mobil dan 3 tiket untuk orang saja dan selebihnya GRATIS!!. Sebelum masuk ke kapal bang syamsul bilang ke siti “kalau disabang ada temen bang syamsul yang nantinya bisa bantuin kita, mulai cari penginapan, tempat makan, tempat wisata”, Namanya bang “Arief”.
Sempet takut juga sih ketika kapal mulai meninggalkan pelabuhan dan saya udah mikir yang macem-macem sama kapal ini kayak kejadian di film Titanic atau Possedion gitu karena ini perjalanan pertama naik kapal besar. Ketakutan pun berubah jadi kenarsisan untuk bergaya di depan kamera. Pemandangan dari kapal KM Roro ini sangat luar biasa cantiknya dengan melihat ke laut lepas. Saya juga sempat ngobrol sama bulek dari England dan Prancis yang katanya pengen liburan ke sabang karena di negaranya udara mulai dingin, trus mereka bilang juga ini pertama kalinya ke sabang dan dapet informasi dari lonelyplanet << itu loh situs wisata yang terkenal itu.
Hampir 2 jam perjalanan ke Pelabuhan Balohan Sabang akhirnya sampai juga. Bingung mau kemana karena ga ada yang jemput. Janjian sama bang arief katanya kita disuruh ke lapangan Garuda.
Check in dan beberes trus bang arief ngajak untuk kuliner malam makan khas sabang “Sate Gurita” di Cafe Bang Wa Sayang sewaktu kita dateng sate guritanya udah abis, kata bang arief kalau mau makan sate gurita jangan sampai di atas jam 8 malam. Pesen menu lain!! dan kita makan sambil ngobrolin rencana besok mau ke Kilometer 0, iboih, Pulau Rubiah dan tempat wisata lainnya.
***15 September***
Pagi ini sarapan nasi gurih di depan hotel, setelah check out dari hotel trus lanjut ke tujuan pertama 0 KM tanpa bang arief karena beliau ada tugas negara, sesuai petunjuk dari bang arief kita tinggal ikuti aja petunjuk jalan yang arah ke 0 KM.
Ditengah perjalanan menaiki bukit kita akan menjumpai monyet liar, dan Nurul ternyata sudah siap sedia kacang yang dibawa dari Medan untuk dibagikan ke teman-temannya monyet.
Sampailah ke ujung indonesia paling barat. Tapi sayang, ga lama setelah sampai malah disambut dengan hujan badai. Kata bapak-bapak anggota TNI yang lagi bersihkan tugu 0 KM, cuaca di KM 0 memang ekstrem, kadang panas trus tiba-tiba bisa hujan badai seperti ini.
Yang khas dari lokasi KM 0 ini selain tugu KM 0 pastinya adalah banyak monyet yang berkeliaran di area ini, trus ada satu lagi penghuni tetap daerah sini namanya “Brown”, masyarakat sering memanggilnya begitu, jadi dia adalah babi hutan satu-satunya penghuni KM 0 ini.
Puas menikmati alam dan berpoto-poto di lokasi 0 KM ini kitapun ngelanjuti perjalanan ke pantai Iboih dan pulau rubiah untuk snorkling. Lokasinya ga jauh dari KM 0. Sampai di Pantai Iboih kita langsung cari tempat sewa peralatan snorkling dan sewa boat nyebrang ke pulau rubiah untuk berenang-renang cantik.
Pemandangan bawah laut yang luar biasa di pulau rubiah ini bisa kita nikmati kalau air lagi pasang. Sayang saya ga bisa berlama-lama menikmati keindahan laut sabang ini karena kaki pada lecet gara-gara salah pilih kaki katak. Ga bisa menikmati bawah laut sabang berlama-lama tapi bisa ngobrol bareng bulek yang lagi berjemur disini.
Ga terasa udah hampir jam 5 sore dan kita mutusi untuk kembali ke kota sabang untuk wisata kuliner dan cari penginapan yang baru dan lokasinya dekat dengan pelabuhan balohan, mengingat kita harus kembali ke banda aceh pagi-pagi.
Ditengah perjalanan menaiki bukit kita akan menjumpai monyet liar, dan Nurul ternyata sudah siap sedia kacang yang dibawa dari Medan untuk dibagikan ke teman-temannya monyet.
Sampailah ke ujung indonesia paling barat. Tapi sayang, ga lama setelah sampai malah disambut dengan hujan badai. Kata bapak-bapak anggota TNI yang lagi bersihkan tugu 0 KM, cuaca di KM 0 memang ekstrem, kadang panas trus tiba-tiba bisa hujan badai seperti ini.
Yang khas dari lokasi KM 0 ini selain tugu KM 0 pastinya adalah banyak monyet yang berkeliaran di area ini, trus ada satu lagi penghuni tetap daerah sini namanya “Brown”, masyarakat sering memanggilnya begitu, jadi dia adalah babi hutan satu-satunya penghuni KM 0 ini.
Puas menikmati alam dan berpoto-poto di lokasi 0 KM ini kitapun ngelanjuti perjalanan ke pantai Iboih dan pulau rubiah untuk snorkling. Lokasinya ga jauh dari KM 0. Sampai di Pantai Iboih kita langsung cari tempat sewa peralatan snorkling dan sewa boat nyebrang ke pulau rubiah untuk berenang-renang cantik.
Pemandangan bawah laut yang luar biasa di pulau rubiah ini bisa kita nikmati kalau air lagi pasang. Sayang saya ga bisa berlama-lama menikmati keindahan laut sabang ini karena kaki pada lecet gara-gara salah pilih kaki katak. Ga bisa menikmati bawah laut sabang berlama-lama tapi bisa ngobrol bareng bulek yang lagi berjemur disini.
Ga terasa udah hampir jam 5 sore dan kita mutusi untuk kembali ke kota sabang untuk wisata kuliner dan cari penginapan yang baru dan lokasinya dekat dengan pelabuhan balohan, mengingat kita harus kembali ke banda aceh pagi-pagi.
Wisata kuliner kali ini mau balas dendam sama “Sate Gurita” yang hari sebelumnya ga kesampaian untuk nikmati kuliner khas kota sabang ini.Balas dendam sate gurita terlampiaskan sudah, sekarang saatnya berburu oleh-oleh khas sabang yang terkenal yaitu dodol durian dan kue kacang sabang.
Puas belanja oleh-oleh waktunya kita berangkat ke dekat pelabuhan untuk cari penginapan dan disini lagi-lagi kita dibantu sama bang arief untuk cari penginapan murah untuk numpang tidur aja. Dapatlah wisma mentari untuk bermalam.
***16 September, Hampir gagal ke banda aceh***
Pagi-pagi kita udah harus bangun dan siap-siap untuk ke pelabuhan, sebelumnya malem hari mobil udah diparkir di deket pintu masuk ke kapal. Tanpa sarapan kita udah ada di pelabuhan sambil nunggu bang arief untuk menggratiskan kita masuk kedalam kapal.
Disini rasa takut muncul lagi kalau ga bisa nyebrang ke banda aceh karena bang arif belum dateng juga sampai ada pengumuman “Penumpang KM BRR dipersilahkan masuk” sementara mobil udah masuk ke dalam kapal. Semakin panik sepanik-paniknya dan memutuskan untuk mencari jalan dengan membeli tiket KM BRR, udah antri di loket dan udah ngeluarin duit buat beli tiket tiba-tiba Siti teriak “itu bang arief”, langsung menoleh mencari-cari dan ALHAMDULILLAH.... ga jadi beli tiket. Kita pun masuk kapal dengan santai tanpa perlu membeli tiket berkat bantuan bang arief, GRATIS!!!. Farewell sama bang arief diatas kapal dan ga lupa foto bareng untuk kenang-kenangan sebelum kapal meninggalkan sabang.
Disini rasa takut muncul lagi kalau ga bisa nyebrang ke banda aceh karena bang arif belum dateng juga sampai ada pengumuman “Penumpang KM BRR dipersilahkan masuk” sementara mobil udah masuk ke dalam kapal. Semakin panik sepanik-paniknya dan memutuskan untuk mencari jalan dengan membeli tiket KM BRR, udah antri di loket dan udah ngeluarin duit buat beli tiket tiba-tiba Siti teriak “itu bang arief”, langsung menoleh mencari-cari dan ALHAMDULILLAH.... ga jadi beli tiket. Kita pun masuk kapal dengan santai tanpa perlu membeli tiket berkat bantuan bang arief, GRATIS!!!. Farewell sama bang arief diatas kapal dan ga lupa foto bareng untuk kenang-kenangan sebelum kapal meninggalkan sabang.
Singkat ceritanya kita udah sampai di Banda Aceh, dan kita belum juga sarapan pagi padahal udah hampir tengah hari. Di banda kita mampir sebentar kerumah sodara kak ros untuk pamitan pulang ke medan.
Bang syamsul dateng untuk nganteri kita keliling banda untuk terakhir kalinya, karena kemaren belum sempet dateng ke Museum Tsunami & PLTD Kapal Apung kali ini bang syamsul ngajakin kita ke tempat itu dan ditambah satu lagi ke daerah lampulo, disana ada Kapal Diatas Rumah.
Sebelum balik ke medan cari oleh-oleh dulu di banda tepatnya di daerah simpang tujuh (beneran ada tujuh persimpangan), disini banyak jual souvenir dan makanan khas dari banda aceh dan sabang. Jangan lupa untuk nyeruput kopi khas aceh di Warung Kopi solong di daerah simpang tujuh.
Sebelum balik ke medan cari oleh-oleh dulu di banda tepatnya di daerah simpang tujuh (beneran ada tujuh persimpangan), disini banyak jual souvenir dan makanan khas dari banda aceh dan sabang. Jangan lupa untuk nyeruput kopi khas aceh di Warung Kopi solong di daerah simpang tujuh.
Selesai semuanya dan kita pamitan sama bang syamsul untuk pulang ke medan. Eh tapi sebelumnya si nurul sempet kita bawa ke Rumah sakit TNI Banda Aceh untuk periksa kakinya yang kena karang waktu disabang kemaren.
Kita melakukan perjalanan pulang dimalem hari dan sekitar jam 4.30 subuh sampai di daerah pangkalan brandan dan ada polisi razia!! Kita udah tau dan udah persiapin segalanya dan ga mau mengulang kejadian sebelumnya saat berangkat ke banda aceh. Razia kali ini lebih ketat, razia sampai ke dalem mobil. Dan sialnya lagi kita hampir ditilang lagi dengan alasan yang sama “Tidak memakai sabuk pengaman”. Belajar dari pengalaman sebelumnya nurul dan siti langsung keluar dari mobil bawa kartu pers dan handycam!! Yeeess bebas lagi huahahahhahaha...
Kita melakukan perjalanan pulang dimalem hari dan sekitar jam 4.30 subuh sampai di daerah pangkalan brandan dan ada polisi razia!! Kita udah tau dan udah persiapin segalanya dan ga mau mengulang kejadian sebelumnya saat berangkat ke banda aceh. Razia kali ini lebih ketat, razia sampai ke dalem mobil. Dan sialnya lagi kita hampir ditilang lagi dengan alasan yang sama “Tidak memakai sabuk pengaman”. Belajar dari pengalaman sebelumnya nurul dan siti langsung keluar dari mobil bawa kartu pers dan handycam!! Yeeess bebas lagi huahahahhahaha...
Pengalaman ke banda aceh dan sabang yang luar biasa yang ga bisa diungkapkan dengan kata-kata, banyak dapet gratisan dan banyak dapet cobaan juga terutama cobaan untuk bersabar disaat menunggu.
3 komentar
Write komentarpemandangan bawah lautnya oke banget. masih alami gitu. mudah2an bisa kesana juga. aamiin
Replybtw, salam kenal :)
rpdksm.blogspot.com/?m=0
salam kenal juga :)
ReplyAaah... foto masjid Baiturrahman zaman dulu sebelum "dirusak" kayak sekarang...
ReplyEmoticonEmoticon