Berwisata tidak mesti liburan keluar negeri, belanja atau datang ke taman hiburan. Sesekali cobalah untuk mencari referensi wisata yang berbeda dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Misalnya Pelabuhan Sunda Kelapa yang lokasinya masih berada di Jakarta, disana kita bisa belajar banyak tentang sejarah Kota Jakarta atau jaman dahulu disebut dengan Batavia.
Setelah puas meyusuri setiap sudut Museum Bahari, perjalanan masih dilanjutkan di hari yang sama dengan travelmate yang sama juga. Kami memutuskan untuk datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa dengan berjalan kaki dan memanfaatkan GPS (Gunakan Penduduk Sekitar) alias bertanya sana-sini. Ternyata lokasi Pelabuhan Sunda Kelapa tidak terlalu jauh dari Museum Bahari.
Putri yang katanya terakhir kali mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa pada saat kelas 4 SD lupa-lupa ingat pintu masuk disebelah mana. Yang penting jalan saja terus sambil melihat petunjuk jalan, dan benar saja tidak berapa lama setelah belok kanan belok kiri dari Museum Bahari kita sampai juga di pintu masuk Pelabuhan Sunda kelapa dengan disambut suara pecah dari knalpot mobil yang sedang dipanasi mesinnya.
Bayar tiket masuk untuk pejalan kaki sebesa Rp. 2.500,- dan bertanya ke petugas loket setetalah dari sini kemana lagi (?).
"Put ada mesjid, solat dzuhur dulu yuk", ajak gue
"Putri lagi ga solat bang", jawab Putri
"ooooh...OK, kalau gitu gue nitip tas ya".
Putri yang katanya terakhir kali mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa pada saat kelas 4 SD lupa-lupa ingat pintu masuk disebelah mana. Yang penting jalan saja terus sambil melihat petunjuk jalan, dan benar saja tidak berapa lama setelah belok kanan belok kiri dari Museum Bahari kita sampai juga di pintu masuk Pelabuhan Sunda kelapa dengan disambut suara pecah dari knalpot mobil yang sedang dipanasi mesinnya.
Bayar tiket masuk untuk pejalan kaki sebesa Rp. 2.500,- dan bertanya ke petugas loket setetalah dari sini kemana lagi (?).
"Put ada mesjid, solat dzuhur dulu yuk", ajak gue
"Putri lagi ga solat bang", jawab Putri
"ooooh...OK, kalau gitu gue nitip tas ya".
Selesai solat perjalanan dilanjutkan lagi dan tidak jauh dari mesjid sudah terlihat banyak kapal yang bersandar di dermaga. Untuk kesekian kalinya kami kebingungan menuju dermaga, saling bertanya satu sama lainnya pintu masuk sebelah mana. Akhirnya ada seorang bapak-bapak yang memberi kode ke (Putri) kami untuk masuk saja lewat pintu yang dilewati truk besar.
Beginilah kondisi Pelabuhan Sunda Kelapa (saat ini) yang panas, bau, penuh dengan Decepticon (red: truk kontainer), tidak berujung!! Kenapa tidak berujung? Karena setelah masuk kedalam lo ga akan melihat sisi ujung yang satunya dimana, jauh banget. Gue sampai menyerah dan mengajak putri untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya setelah berfoto.
Meskipun saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa hanyalah tinggal sebuah nama "Pelabuhan" di Jakarta tetapi dulunya Pelabuhan ini mempunyai peranan penting dalam sejarah Kota Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa sudah dikenal sejak abad ke-12 yang menjadi sektor penting dalam masuknya penyebaran agama Islam dan perdagangan dari negara eropa. Pelabuhan sunda kelapa juga dahulunya mempunyai peranan yang sangat penting bagi sektor perdagangan. Sejak zaman VOC kapal-kapal pegangkut rempah-rempah banyak bersandar disini.
Meskipun saat ini Pelabuhan Sunda Kelapa hanyalah tinggal sebuah nama "Pelabuhan" di Jakarta tetapi dulunya Pelabuhan ini mempunyai peranan penting dalam sejarah Kota Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa sudah dikenal sejak abad ke-12 yang menjadi sektor penting dalam masuknya penyebaran agama Islam dan perdagangan dari negara eropa. Pelabuhan sunda kelapa juga dahulunya mempunyai peranan yang sangat penting bagi sektor perdagangan. Sejak zaman VOC kapal-kapal pegangkut rempah-rempah banyak bersandar disini.
Sekarang ini Pelabuhan Sunda kelapa dimanfaatkan sebagai tempat persinggahan kapal-kapal antar pulau di sekitaran laut jawa saja, seperti Kepulauan Seribu. Pelabuhan Sunda Kelapa sudah resmi menjadi objek wisata dan terbuka untuk umum bagi wisatawan lokal dan mancanegara.
Ketika mendekati dermaga, terlihat beberapa nelayan yang menawarkan jasa penyewaan kapal yang memanggil wisatawan ketika sedang berfoto disini. Tidak jarang juga Pelabuhan Sunda Kelapa dijadikan sebagai objek prawedding atau lokasi syuting dengan latar belakang kapal-kapal yang sudah mulai tua dan berkarat.
8 komentar
Write komentarudh ampir 9 thn di jkt, aku blm prnh sekalipun ke pelabuhan ini :D Cuma srg baca sejarahnya pas msh sekolah dulu..
ReplySaya malah pernahnya mampir ke RM Sunda Kelapa di Jl. Ancol Barat 4 itu
Reply5 tahun dulu di jakarta, g pernah sekalipun kemari.. nggak berani euy :D
Replysesekali mampir dong entah untuk hunting foto atau lihat-lihat kapal
Replykalau mau mampir ke situ lagi ajak-ajak saya dong mas
Replysini main ke jakarta lagi, nanti gue temeni deh
ReplyFoto di atas haluan kapal dong biar epik.
Replypengennya sih tapi yang punya kapal ga ada di tempat buat ijin
ReplyEmoticonEmoticon