Memasuki musim hujan untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya di bulan februari membuat segala aktivitas banyak yang terhambat, salah satunya adalah kegiatan traveling atau hiking. Seakan tidak mengenal waktu dan cuaca, gejolak jiwa muda para pecandu ketinggian tidak peduli apakah itu cuaca sedang panas atau bahkan badai sekalipun mereka akan selalu merindukan gunung.
Gue, Mamad, Dion, Ipep, Cakra, Ableh, Gigie, Ayu dan Widya mencoba untuk tetap keras kepala ingin pergi ke Gunung Batu di Jonggol meski cuaca depok dan sekitarnya sedang hujan. Perjalanan menggunakan satu mobil yang diisi penuh menempuh waktu selama 2 jam 30 menit. Yang memegang stir mobil kali ini kami percayakan ke Ipep yang sudah mempunyai jam stir mobil tinggi sepanjang jalur lintas Sumatera – Jawa.
Mobil terus melaju kencang diiringi hujan yang masih setia membasahi bumi. Cerita dan canda tawa melengkapi setiap perjalanan kami. Memasuki wilayah Cileungsi – Jonggol jalanan masih lancar, belum terlihat Optimus Prime seperti yang di ceritakan Acen
disini, mungkin mereka masih berhibernasi di musim hujan kali.
Memasuki desa yang entah apa namanya gue lupa, kondisi jalan sudah kini berganti menjadi penuh tikungan yang membuat pak supir harus ekstra hati-hati ditengah cuaca hujan dan jalanan yang licin. Masih dalam perjalanan yang berliku terlihat hamparan pematang sawah yang hijau dan deretan pegunungan yang diselimuti kabut. Gue dan Dion yang sudah ga tahan dengan jalanan berliku ini ingin rasanya memuntahkan isi perut.
“pep… pelan-pelan bawanya!! Perut gue udah ga tahan lagi mau muntah”, Pinta gue ke Ipep.
Entah udah berapa lama rasanya berada di dalam mobil sampai Ableh bolak balik tidur-bangun-tidur, bocah satu ini kerjanya makan-tidur-makan-tidur tapi badannya ringkih kayak "pocky" mudah untuk dipatahkan, begitu juga hatinya yang rapuh *maaf OOT*.
“coba pelan-pelan!! Berhenti deh.. liat itu Gunung Batu udah di depan mata kita”, teriak Ayu
Subhanallah…….. bagus sekali gunung batu yang sedang di selimuti kabut dan hujan, semoga saja bisa naik ke atas sana walaupun kecil kemungkinan bisa terwujud. Karena kata ayu kalau mau naik ke atas di saat musim hujan harus bawa webbing, jangan tali rafia!! Mengingat kondisi tracknya yang cukup licin.
Hujan masih terus mengiri perjalanan kami sampai tiba di warung Umi, warung satu-satunya yang ada di Gunung Batu 1. Oh ya disini sekitar sini ada 3 gunung yang bisa di naiki tapi yang paling terkenal adalah Gunung Batu 1. Dan warung Ummi ini menjadi lokasi titik awal untuk naik ke Gunung Batu 1.
Ayu turun dari mobil nyamperi Ummi, ga lama kemudian kembali ke mobil untuk menyuruh kita semua turun dan mengajak ke dalam warung Ummi. Ternyata kita sudah disediakan tempat khusus, lumayanlah bisa untuk rebahan atau berduaan seperti Dion dan Ableh.
OK Skip…..
Warung yang sederhana ini menjajakan buah-buahan, jajan sederhana, gorengan, dan yang pasti ada mie rebus juga. Lumayanlah untuk menghangatkan badan disaat hujan seperti ini. Sambil menunggu hujan reda kami juga menunggu gorengan hangat yang sedang di goreng untuk kami santap bersama-sama. Dan 23 lebih gorengan yang masih panas baru di angkat dari penggorengan kami borong saat itu.
Sementara yang lain masih sibuk dengan meniup gorengan yang masih panas, gue meminta tolong Dion untuk dijadikan model mobil traktor di tengah hujan. Daripada bete ga bisa naik ke gunung mending manfaati aja tuh kamera yang nganggur buat jepret sana jepret sini.
Terlihat juga beberapa pendaki yang baru saja turun dari puncak untuk sekedar beristirahat atau mengeringkan badan karena kehujanan. Bahkan ada juga rombongan pendaki yang baru datang menggunakan sepeda motor.
Oh ya Gunung Batu yang lucu ini bisa jadi alternatif lain selain Gunung Munara yang pernah gue ceritakan sebelumnya
disini untuk yang ga punya banyak waktu mendaki gunung. Karena cukup pergi pagi trus pulang sore sudah bisa dilakukan untuk sekedar melepas rindu akan gunung. Kalau yang mau bermalam juga bisa, katanya sih view malam hari kalau cuaca sedang cerah akan keliahatan bagus dari puncak Gunung Batu.
Karena menurut gue bahagia itu sederhana: ke gunung – hujan-hujanan – makan gorengan – minum teh manis panas – bercengkerama dengan teman-teman. Tapi masih ada 1 yang kurang, yaitu belum sempat mencicipi mie rebusnya Ummi yang kata Ayu enak banget. Walaupun akhirnya hujan belum reda juga kami memutuskan untuk pulang saja karena sudah jam 3. Semoga lain kali bisa kembali ke Gunung Batu untuk menyelesaikan misi yang tertunda.